News Report

Kamis, 12 Mei 2016

Budayakan Melek Kelestarian Lingkungan




Budayakan Melek Kelestarian Lingkungan
Dewasa ini krisis lingkungan telah menjamur di berbagai wilayah di belahan dunia, termasuk Negara Indonesia. Bahkan, bukan menjamur saja, krisis lingkungan sudah menjadi penyakit akut yang tak kalah berbahayanya dari krisis-krisis yang lainnya. Sebab, masalah lingkungan adalah masalah serius yang berkaitan dengan keberlangsungan hidup manusia di muka bumi ini yang tak bisa dianggap sepele.

Seringkali kita mendengar tanggapan dari berbagai orang tentang krisis lingkungan saat ini. Seperti “Ah, itu sudah biasa terjadi, sudah kodratnya.” Bahkan ada yang beranggapan “Apa pentingnya mengurusi bumi? Toh kita tak akan selamanya berada di muka bumi ini.” Menanggapi hal tersebut, sudah selayaknya hal ini tidak dianggap sebagai hal yang lumrah.

Memang, wacana untuk menjaga kelestarian lingkungan telah lama digembor-gemborkan. Sejak ditetapkannya tanggal 5 juni sebagai hari lingkungan hidup sedunia, banyak pergerakan-pergerakan yang telah dilakukan. Seperti berdirinya Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), organisasi-organisasi yang bergerak dalam bidang kelestarian lingkungan alam, persatuan pecinta alam Indonesia dan lain sebagainya.

Tetapi, masalah tak akan berhenti cukup sampai di situ saja. Lihatlah masalah-masalah kerusakan alam yang baru-baru ini terjadi. Seperti kebakaran hutan di provinsi Riau, pembabatan hutan lindung dalam pembangunan waduk Jati Gede di Kabupaten Sumedang, banyaknya satwa liar yang masuk ke pemukiman warga akibat kurangnya hutan, banjir yang terjadi di berbagai wilayah ibu kota negara bahkan kota-kota besar di Indonesia. Juga jangan lupakan kasus longsor yang terjadi di Kabupaten Garut. Apa sebenarnya yang salah dalam konteks ini? Bahkan dengan berdirinya badan-badan tersebut belum mampu mengurangi dampak kerusakan lingkungan.

Jika kita lihat bersama, ada dua kepentingan yang berbeda dalam pemanfaatan lingkungan alam saat ini. Pertama, lingkungan alam ‘dikorbankan’ demi sebuah investasi yang menjanjikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan pendapatan negara, dan sebagai lahan terbukanya lapangan kerja baru untuk masyarakat. Seperti kasus pembangunan Waduk Jati Gede di Kabupaten Sumedang dan pembangunan fasilitas pariwisata di kawasan Bedugul, Batukaru dan sejumlah bukit di Karangasem. Namun di sisi lain, lingkungan alam menjadi tempat daya serap dalam mencegah banjir, habitat bagi satwa-satwa, serta menjadi lahan pertanian bagi masyarakat.

Terlihat jelas bahwa dua kepentingan di atas saling bertolak belakang dan hingga saat ini belum ditemukan solusi untuk mensinergikan keduanya. Terlebih saat ini, kebijakan adanya otonomi daerah sangat berpengaruh pada keputusan-keputusan yang diambil dalam mengelola lingkungan. Sulitnya mengontrol kebijakan daerah yang diakibatkan badan-badan eksekutif yang melakukan penyelewengan dalam menduduki jabatannya. Bahkan lembaga yang seharusnya mengontrol setiap kebijakan-kebijakan otonomi daerah juga ikut menyetujui proyek-proyek yang dapat merusak lingkungan.

Pemerintah dan masyarakat harus bijak dalam mengambil keputusan untuk menanggulangi masalah-masalah lingkungan alam yang marak terjadi saat ini. Budaya melek terhadap kelestarian lingkungan sudah sepatutnya digalakkan. Tak hanya itu, perlu adanya tindakan nyata dalam penggalakan kelestarian lingkungan. Seperti mengampanyekan reboisasi dan penanaman pohon di daerah-daerah gundul dan juga gersang.

Peran aktif pemerintah dalam mengontrol setiap kebijakan juga perlu ditingkatkan. Jangan sampai kecolongan seperti kasus-kasus yang sudah terjadi. Pemerintah dan masyarakat perlu bersatu dalam menciptakan kelestarian lingkungan. Masyarakat perlu mengambil langkah-langkah positif yang bijak saat terjadi kerusakan lingkungan di daerahnya. Begitu juga dengan pihak-pihak swasta yang diharapkan bijak dalam membangun, mempertimbangkan dampak lingkungan yang akan terjadi.

Dengan demikian, kita sebagai manusia dapat menyadari bahwa penting untuk menjaga kelestarian lingkungan. Menyadari bahwa lingkungan alam adalah anugerah Tuhan yang patut untuk dijaga dan juga dilestarikan.

0 komentar:

Posting Komentar